My Competitions This Month



Geez! Monday 17th until 18th I was in Semarang to join “LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL” at UNDIP. It is about animal husbandry. I and my teammate, Siti and Mahbub, is one of ten finalists from 82 scholarly papers in Indonesia.
Well, firstly we were rank 8th. Well, I am not sure why our scholarly paper can be the big ten, but we tried so hard so we can go to Semarang to give presentation about our scholarly paper. The school then helps us (after I and Siti handle this case like crazy, find the headmaster, adviser who went to many places and cannot be reach by phone), gave us accommodation and many more. Our headmaster seems to be happy because we can be the big ten.
We went to Semarang and have a nice ‘holiday’ there; even it is not that nice because it was rain. Still, we have good experience there. Saw Semarang’s Environment that so beautiful. Because my Guest House is at the mountain, we see Semarang City from above, and it is so beautiful. It is like you see stars at the earth!
Well, we lose. Okay, it’s okay. We experienced it, and we can be in Semarang free. Get money from Government as our accommodation (Hurray! I get money because I can bring Martapura’s name).
But, the bad sides are: I cannot went to Gramedia because it is almost 5 Km from our Guest House, Cannot buy many thing because of rain, left Chemical lesson for 2 days. But Semarang entertains us so much, and I hope the money can heal me from the bad sides.
Then this Monday 24th until the next day, I join debate and article competition about ‘APBN’. My friends in this competition is Na, Ahmet, Zea-Mays, Zha, Ndi, De2, Nu Na (Nurul Husna), WS, Wirdan (D’ya have another name?) and our teachers, Mrs. Dwi and Mr. Dalhar, at the next day Mr. Parno was there too,
Lose again but it cheers me. Because, in debate I got rank 6th and in article I got rank 4th (Oooohhh… one more step!). In debate the winner is SMAVEN, and Don Bosco is the winner of article. They go to Jakarta!!!

Got bad luck, but it’s okay. In the competition place, we become so Mr. Narcissus (Why you ever live Mister?)! We take photos in every place. Here’s some!
It’s a very good competition. Got new friends and other thing, (souvenir!), The MC (both cute! ) and the jury are nice.
About my article, its title is “Menghapus Subsdi BBM dalam APBN”. Well, I was disappointed. But not anymore, because, hehehehehe……. Can’t tell! It’s a secret! A secret makes a woman woman. Does it allowed to publish my article at my blog?
Then just this Saturday and Sunday, I join English debate competition at Telkomsel! We (Haji and Rifda and me of course!) go to the semifinal. I wish we can be the winner. We just beat SMA 1 Kotabaru, SMA Tanjung and Darul Hijrah. And at the semifinal we will face SMAVEN. Wismilak! (Read: Wish Me Luck or Bismillah).

Kelas internasional bukan lagi hal aneh di Indonesia. Beberapa sekolah di Indonesia yang dianggap memiliki kualitas yang baik memiliki kelas internasional di dalamnya. Contohnya saja SMAN 1 Banjarbaru. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang memiliki kelas internasional di dalamnya. Untuk mengikuti kelas ini, para siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam mengikuti pelajaran-pelajaran MIPA dalam bahasa inggris. Dari hal ini jelas, bahwa kelas internasional memang berstandar internasional.

Namun satu hal dari kesimpangsiuran keberadaan kelas internasional ini. Suatu kenyataan yang tak bisa dihindari adalah kenyataan bahwa kelas internasional hanya mengajarkan pelajaran MIPA. Jelas, para siswa lain yang tidak memiliki kemampuan untuk mencerna pelajaran MIPA tidak dapat memasuki kelas ini sebab dianggap tidak mampu.

Bagaimana pengaturan pemerintah tentang hal ini?

Saya selama ini tidak pernah mendengar ada sekolah yang memiliki kelas internasional yang mengajarkan pelajaran sosial didalamnya. Padahal menurut apa yang terjadi di dunia zaman sekarang ini, agaknya kemampuan para sosialis (cara saya menyebut orang-orang yang berkecimpung dalam ilmu sosial) lebih dibutuhkan dalam dunia internasional.

Bukannya saya ingin mengatakan bahwa ilmu pasti tidak begitu penting. Tapi menurut saya, ilmu sosial memerlukan sesuatu yang juga berstandar internasional. Hubungan internasional jelas lebih banyak dan lebih membutuhkan saling mengerti, dalam hal ini caranya adalah dengan menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa internasional. Apa yang terjadi jika para sosialis antar negara ini berselisih karena kesalahpahaman dalam menerjemahkan pemahaman satu sama lain?

Sedang kalau kita lihat apa yang terjadi sejak dulu, pengetahuanlah yang mengantarkan bahasa, bukan bahasa yang mengantarkan pengetahuan. Penemu-penemu muslim menggunakan bahasa arab dalam melakukan penelitiannya. Saat terjadi perang salib, kemudian penemu-penemu eropa mau tidak mau harus belajar bahasa arab untuk mengerti apa yang dimaksud oleh para penemu itu. Namun hal seperti itu tidak perlu terjadi lagi, sebab ilmu pengetahuan pasti telah mempunyai bahasa universal untuk melukiskan apa yang mereka maksud dan tidak perlu dipelajari secara khusus dengan menggunakan bahasa inggris sebab penkonversiannya ke bahasa lain juga sudah jelas bahwa memang ’itu’ yang dimaksud. Apa lagi sekarang bahasa indonesia memiliki kata serapaan sehingga mungkin untuk tidak mengubah kata-kata penting dalam ilmu pasti.

Tapi bagaimana dengan ilmu sosial yang penuh dengan ketidakpastian dan banyak perkiraan-perkiraaan yang tidak dapat dilukiskan dalam satu kata? Bagaimana dengan cara pemikiran satu orang-dan satu orang lain yang berbeda. Jika mereka tidak dibekali dengan kemampuan linguistik yang baik, maka kemungkinan terjadi kesalahpahaman akan sangat besar. Dan ini jelas akan mengganggu sebab ilmu sosial itu sulit. Bagaimana jika si A tidak tahu bagaimana cara mengucapkan satu kalimat dalam bahasa inggris, kemudian menggantinya dengan kata lain yang ’tidak nyambung’?

Seharusnya pemerintah juga mulai mempertimbangkan untuk membuat kelas-kelas internasional yang mengajarkan ilmu-ilmu sosial yang jumlahnyapun tidak boleh kalah dengan kelas-kelas internasional yang mengajarakan pelajarana MIPA.

Saya sendiri yang menulis opini ini bukanlah seorang siswa dari kelas sosial. Saya ini anak IPA yang mencoba membuka pikiran-pikiran orang untuk juga mempertimbangkan bahwa pelajaran sosial itu merupakan pelajaran-pelajaran yang sangat penting dan tidak kalah sulitnya dengan pelajaraan eksak. Sebab saya sendiri sedang mencoba mempelajari pelajaran ekonomi yang ternyata susah....

Jujur ya... awalnya saya nggak tahu apa bedanya retribusi dan pajak (-_-)*.

By the way, saya bukan siswa SMAN 1 Banjarbaru.

Ulangan Kimia JebloGGGGG!!

Aaaargh...... Nilai ulanganku jeblog!
Ulangan pertama: 63,
remedi:55
Ulangan kedua: 55
Remedi: entah berapa!

Looks like Mrs. Endang gonna angry! Geeeez......................
And, the thing that make it worse, sehari sebelum remedi, I join my final English Debate and win...
So saaad!!!!!!! I start to cry anywhere when I remember about it.

Another problem. I join 3 competition and get trouble with all that!
In APBN Competition, my teammate have bad relationship. And I crazy because of them. Yeah, they both was fall in love each other, and lately, they have problem! But please, don't make me be the one of your victims. Guys, we must win, I need the money!

Hope the next, and next, and next day will be better.......

And, I'm worrying about my rank at school. At least I must get 10th so I can keep read my mangas.

Harga BBM turun naik tahun ini! Pertama-tama naik menjadi lebih dari 100 US dolar, kemudian harganya turun saat terjadi krisis Global di US.

Gimana dengan Indonesia?

Yah, kenaikan harga BBM lah hasil dari kelangkaan bahan minyak. Tapi gimana setelah harganya turun jadi (kalo nggak salah) 70-an US dolar? Katanya BBM bakal turun lagi.... Nah lho gimana nih? Untung atau buntung!

Rasanya aku pernah baca di salah satu blog, kalo semenjak harga BBM naik, jumlah orang miskin jadi berkurang! Kabar bagus! Nah, gimana kalau harga BBM diturunin? Wah, jangan-jangan angka kemiskinan bakal meningkat!

Indonesia kayaknya sudah salah dengan memanjakan rakyatnya dengan harga BBM murah. Please donk! Yang beli banyak BBM tuh orang mampu. Sekali beli, 4 ex. Full tank! Nah kalo orang miskin, paling cuma seliter sekali beli. Itu juga udah klepek-klepek nyari duitnya.

Ada juga yang bilang kalo dengan membangun dua jenis BBM, maka subsidi pemerintah bakal tepat sasaran. Nggak jamin! Indonesia tuh kesadarannya masih rendah. Masih pada selfish, karena nganggap dirinya udah bisa ngakalin pemerintah. Bikinin aja pomp bensin buat perusahaan yang emang perlu alat transport, truk 4 ex. (nih buat para truk-truk yang bikin sore-sore sejahteraku jadi macet) nggak yakin deh, mereka bakal beli di situ. Pasti ya ntar balik lagi.

APBN. Selama ini aku masih bingung ma APBN. Pendidikan dan BBM tuh hal yang sangat diperhatikan. Kayak anggaran pendidikan yang katanya mo 20% (tapi nyatanya cuma 12%), dan persiapan buat kalo harga BBM naik. Tapi..... SAYA tak mengerti. nTAH BERAPA saya YANG TAK NGERTI.

Tapi, ini tulisan cuma buat main-main aja. Mau tahu seberapa dalam kepedulianku buat indonesia dan BBM nya.

BTW, aku baru buka buku KIMIA, and find out that H2O is the most efficient fuel! (mungkin aku yang salah, tapi mungkin juga bener) Nah, gimana kalo ganti aza dari CH-CH an jadi H2O?

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda